Di blog Seputar Finansial, saya membahas mengenai robo advisor yang sekarang mulai banyak diimplementasikan di aplikasi-aplikasi broker yang menjadi agen penjual (APERD) produk reksa dana, saya memiliki beberapa skeptisme terhadap seberapa efektif penggunaan robo advisor ini di layanan broker tersebut.
Secara fungsi, robo advisor akan memilih produk reksa dana yang cocok atau sesuai dengan kapasitas risiko dari investor.
Setidaknya itu yang direncanakan layanan robo tersebut, yang terkadang lupa adalah, karena robo ini mungkin hanya memandang dari satu sisi aja, yaitu kinerja, dan dicocokan dengan tujuan keuangan yang sudah diset oleh investor, misalkan tahun sekian harus terkumpul sekian, maka yang akan ditampilkan adalah produk reksa dana yang memiliki kinerja yang mendekati tujuan keuangan tersebut.
Tidak ada salahnya memang, tapi terkadang menjadi terlewat hal lain, misalkan seperti expense ratio, seberapa besar fee yang akan dipotong dari nilai dana yang diinvestasikan oleh investor, hal ini tentu menjadi tantangan sendiri, belum lagi kalau ada kickback yang didapat oleh agen penjual dari manajer investasi jika terjual produknya di aplikasi broker tersebut, bisa jadi, makin besar kickback, makin sering produk yang direkomendasikan produk yang memiliki kickback besar tersebut.