← back to home

AUM (Asset Under Management), Dana Kelolaan, kenapa penting di reksa dana?



Photo by Aron Visuals

Melanjutkan artikel sebelumnya tentang AUM, yang mana didalam produk reksa dana, yang merupakan bentuk kontrak investasi kolektif, ada dana investor yang dikumpulkan secara kolektif dan dikelola oleh manajer investasi, dana ini merupakan dana investor yang dikumpulkan melalui penjulan produk reksa dan yang biasanya dijual oleh APERD, dana ini disebut Dana Kelolaan, atau Asset Under Management (AUM).

Dana kelolaan ini tidak berada di rekening yang dimiliki oleh manajer investasi, tapi disimpan di bank kustodian, hanya dengan izin investor, dana ini bisa keluar dan digunakan oleh manajer investasi, yang kemudian melakukan aktivitas investasinya, bisa itu menyimpan dalam bentuk deposito, membeli obligasi, saham, atau aset investasi lainnya tergantung jenis produk.

Kenapa AUM menjadi salah satu ukuran

Dana kelolaan setiap produk berbeda-neda, ada yang besar dan kecil, besar kecil ini berpengaruh ke banyak hal, tapi hal ini bukan menjadi acuan mutlak ya!.

Membangun kepercayaan Investor

biasanya yang paling umum, banyaknya AUM yang besar biasanya cenderung banyak investor yang mempercayai produk tersebut, baik investor ritel atau investor institusi, yang menitipkan dana kelolanya juga ke produk dari manajer investasi ini.

Daya tawar

Kemudian, dengan banyaknya AUM, manajer investasi memiliki banyak dana yang bisa digunakan untuk menggerakkan pasar dan juga memiliki daya tawar tinggi, dan volume yang bisa digunakan untuk menaikkan portofolio dikonstituennya.

Misalkan untuk reksa dana saham, MI bisa melakukan transaksi di pasar regular dan juga pasar negosiasi, dan pasar negosiasi misalkan bisa saja harganya lebih murah dari regular, dengan volume tinggi misalkan, dan MI bisa melakukan hal itu jika memiliki dana kelola yang besar.

Persentase drawdown

Banyaknya dana kelolaan, menjadikan persentase drawdown, atau investor yang menarik dananya (redemption, switching) menjadi kecil, misalkan begini, dana kelolaan 100 Milyar, dan kemudian ada yang melakukan redemption 1 milyar, persentase drawdown tentunya naik (1%), berbeda dengan yang memiliki dana kelolaan 500 Milyar, persentase 0,002%.

Drawdown ini dipengaruhi banyak hal, bisa karena investor memiliki tujuan lain sehingga butuh dana, atau ada sentimen yang membuat inevestor panik, contohnya covid kemarin, dan dengan adanya penarikan itu, dana kelolaan MI masih terhitung masih besar, sehingga manajer investasi masih memiliki banyak dana yang bisa diolah, dikelola, untuk diinvestasikan.

Likuiditas

Masih berhubungan dengan drawdown, investor menarik, mencairkan atau redemption aset investasinya di produk investasi, dengan AUM yang besar, proses pencairan, biasanya tidak lama, dan penjualan aset yang menjadi kostituennya mudah, meski mungkin tidak terjual saat itu, manajer investasi masih memiliki cadangan cash yang bisa menutupi redemption, sambil menunggu proses penjualan aset selesai, tapi tidak semua produk memiliki mekanisme ini ya.


Tags: blog, investasi, reksa dana, reksadana, reksadana saham, reksadana obligasi, reksadana, reksa dana pasar uang