Pindah ke investasireksadana.com

Pindah ke investasireksadana.com
Photo by Femke Ongena

Sempat lihat-lihat nama domain yang bisa digunakan agar tidak terlalu panjang, tapi gampang diingat, akhirnya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan seputarreksadana.com.com untuk blog tentang investasi reksa dana, dan pindah ke domain investasireksadana.com, hal ini tentunya biaya lagi, tapi kayaknya lebih mending menggunakan domain ini daripada yang sebelumnya.

Alasan lain, supaya lebih seragam dengan domain yang sudah dimiliki dan juga mengikuti instrumen yang sedang saya ikuti seperti :

Sayangnya untuk instrumen saham, domain yang seirama dengan yang saya punya sudah ada yang beli sebelumnya, jadi hanya bisa beli seputarinvestasisaham.com.

Jadi ke depannya akan posting artikel mengenai reksa dana di InvestasiReksadana.com.

Jenis-jenis reksa dana dan jenis apa yang cocok untuk kita?

Jenis-jenis reksa dana dan jenis apa yang cocok untuk kita?
Photo by Hannes Wolf

Sepertinya tidak sah kalau blog ini tidak membahas mengenai jenis reksa dana yang ada di pasar indonesia.

Seperti yang kita tahu, ada 4 jenis reksa dana yang dijual oleh APERD, APERD ini bisa jadi perusahaan aset investasi yang menerbitkan produk reksa dananya, atau APERD yang berupa marketpace yang mana pengguna bisa membeli dan menjual unit reksa dana yang dimiliki.

Di artikel awal, pernah disinggung, tetapi hanya sekilas saja, dan di artikel ini akan mencoba mengeksplor agak jauh, meski tidak terlalu teknikal seperti membahas KIK (Kontrak Investasi Kolektif) atau hal teknikal dari manajer investasi dan hal lainnya, kita bahas dari sisi kita sebagai investor saja, untuk mencari lebih detil teknisnya, bisa dilihat di halaman IDX ini.

Pasar uang

Kita mulai dengan pasar uang, reksa dana jenis ini, dikategorikan sebagai jenis reksa dana yang minim risiko, karena aset yang terkandung di reksa dana ini, mayoritas di pasar uang seperti deposito, atau bunga bank, dan ada beberapa produk memiliki obligasi sebagai bagian dari komposisi produk reksa dananya.

Karena pasar uang memiliki volatilitas bunga dan juga ekspektasi dari bunga imbal hasil lebih mudah diprediksi, menjadikan pasar uang (RDPU) menjadi aset reksa dana yang relatif aman untuk diinvestasikan dengan risiko relatif rendah.

Tapi tentunya, risiko rendah artinya imbal hasil juga tidak akan terlalu signifikan seperti aset investasi yang lain (biasanya, low risk, low gain).

rdpu-kinerja2.jpg

Grafik di atas menunjukkan grafik kinerja yang cenderung stabil, dikarenakan aset bunga bank dan atau obligasi lebih terprediksi, dan kinerja untuk produk ini (Avrist Ada Kas Mutiara) memiliki imbal hasil 5.33% dalam kurun waktu 1 tahun ini (bukan ajakan beli, ini hanya ambil contoh saja, untuk prospektus atau fund factsheet, bisa dilihat di aplikasi APERD masing-masing investor yang menjual produk reksa dana).

Investasi di reksa dana jenis ini, setidaknya untuk saya sendiri, digunakan untuk menyimpan dana darurat, jadi saya menyimpan dana darurat di 2 tempat, 1 di dalam bentuk tabungan, yang mana ini mudah untuk diakses kapanpun, jadi bisa punya dana cepat yang tersedia langsung, dan satu lagi di RDPU ini, kalau secara pembagian, misalkan kita anggarkan 6 bulan dana darurat, jadi 3 bulan pertama disimpan di tabungan, 3 bulan berikutnya di RDPU (ada yang menyarankan langsung 6 bulan di tabungan, tapi itu kembali ke tingkat kenyamanan masing-masing), memilih di RDPU karena biasanya, memiliki imbal hasil yang sedikit lebih tinggi daripada bunga bank tempat kita menabung.

Beberapa agen penjual menyediakan pencairan unit instan untuk beberapa produk RDPU yang mereka jual, jadi kita bisa akses dana lebih cepat untuk RDPU ini, tetapi hal ini memerlukan effort karena kita perlu ada aksi menjual (redeem) unit melalui aplikasi atau agen.

Pendapatan Tetap

Reksa dana Pendapatan Tetap (RDPT), reksa dana jenis ini memiliki aset terkandung mayoritas dalam bentuk obligasi, dengan nama Pendapatan Tetap, karena setiap periode yang ditetapkan, penerbit obligasi akan memberikan kupon imbal hasil sesuai dengan yang dijanjikan, misalkan ada yang memberikan kupon/bunga setiap bulan, atau setiap 6 bulan biasanya, dan kupon ini biasanya sudah ditetapkan nilainya, misalkan ditetapkan sebesar 5% pertahun atau lebih.

Dan tergantung prospektus dari masing-masing produk reksa dana ini, manajer investasi membagi komposisi aset dalam persentase, bisa 80% atau 90% atau bahkan 100% dalam bentuk obligasi, sisanya bisa dalam bentuk deposito, untuk detil dari masing-masing produk bisa dilihat dari prospektus produk yang bisa dibaca oleh investor.

rdpt-kinerja.jpg

Kinerja dari produk reksa dana pendapatan tetap (ABF Indonesia Bond Index Fund), memiliki kinerja imbal hasil 5.08% setahun ini (laporan kinerja bulan juli 2024).

Dengan mendapatkan bunga kupon, mekanisme dari produk reksa dana, ada yang membagikan bunga tersebut ke RDN investor, dan ada juga yang membelikan lagi dana dari bunga yang dibagikan ke dalam bentuk unit dari produk reksa dana tersebut, jadi seiring waktu, unit kepemilikan kita akan bertambah.

Reksa dana jenis ini cocok untuk investor yang ingin investasi yang bersifat defensif tapi sedikit ada unsur offensif, dan cocok juga untuk yang ingin preserve wealth, karena nilai terjaga, dan manajer investasi akan mengatur pembelian obligasi apa saja yang digunakan untuk produknya, bisa itu obligasi negara atau obligasi-obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan.

Karena obligasi ini bisa diperjualbelikan dipasar obligasi, jadi manajer investasi dan investor bisa mendapatkan untung dari capital gain ketika menjual obligasi (jika dijual) dan juga mendapatkan kupon dari obligasi tersebut, dan biasanya kinerja obligasinya sendiri diukur dari yield yang dihasilkan.

Saham

Reksa dana jenis ini, seperti namanya memiliki komposisi aset mayoritas dalam bentuk saham, dan pemilihan saham ini mengikuti apa yang dipilih oleh manajer investasi, dan strategi pengalokasian aset biasanya ditentukan didalam prospektus, ada yang berisi saham, pendapatan tetap, kas atau setara kas, tapi saham pasti lebih besar secara komposisi alokasi.

Reksa dana saham ini disarankan untuk yang memiliki jangka waktu investasi jangka panjang, tidak disarankan untuk yang akan mencairkan reksa dana ini dibawah 5 tahun, karena pasar modal saham memiliki volatilitas yang tinggi, bisa naik bisa turun, tapi kalo dilihat secara lebih panjang waktunya, saham memiliki kecenderungan naik.

saham-bbca.jpg

Ambil contoh saham Bank BCA (bukan ajakan beli ya!), memiliki kinerja yang cenderung naik, dan jika kebetulan ada reksa dana saham yang memiliki alokasi saham BCA didalamnya, maka akan ikut naik, tetapi karena reksa dana saham memiliki kumpulan lebih dari satu saham, persentase kinerja dirata-ratakan.

Saya coba ambil contoh produk reksa dana Sucorinvest Maxi Fund (saya asal comot aja sebagai ilustrasi, bukan ajakan beli).

rdps-kinerja.jpg

Menggunakan IHSG sebagai perbandingan kinerja, dan dalam kurun waktu 1 tahun ini, imbal hasil dari produk ini -6.38% (minus enam koma tiga puluh delapan persen).

Dari kinerja yang dilihat dalam waktu setahun ini akan terlihat merugi, tapi kalo kita coba runut ke belakang, dari sejak diluncurkan, 1 oktober 2014, kinerja dari produk ini sebesar +79.41%, yang artinya, untuk jangka panjang, investor seiring waktu nilai investasinya akan terus berkembang.

Reksa dana jenis ini, cocok untuk yang memiliki horison jangka panjang, bisa itu untuk menabung untuk kuliah anak, atau kebutuhan lainnya yang tidak dalam waktu kurang dari 5 tahun ini.

Campuran

Reksa dana jenis ini secara produk diciptakan untuk yang memiliki jangka waktu investasi menengah dan panjang, mungkin jika diartikan waktu, bisa untuk 5 tahun dan atau lebih.

Reksa dana ini memiliki komposisi campuran seperti namanya, tergantung dari prospektus, dan biasanya berisi saham, kas, pendapatan tetap atau obligasi, pasar uang (meminjamkan dana ke bank atau aktivitas lainnya).

Kita bisa memiliki keunggulan dimasing-masing aset, bisa mendapatkan kinerja jangka panjang di saham atau juga imbal hasil dari kinerja obligasi atau pasar uang, tetapi tetap ada risiko, jika salah satu kinerja turun, secara rata-rata imbal hasilpun akan turun, tetapi secara keseluruhan, biasanya cenderung naik dalam jangka waktu panjang, karena manajer investasi juga secara aktif melakukan balancing terhadap aset yang ada didalam produk ini, dan alokasi biasanya direview setiap beberapa waktu.

Jenis lain

Ada juga beberapa reksa dana jenis lain selain reksa dana yang biasa kita temui di pasar, ada yang bernama reksa dana terproteksi, reksa dana jenis ini hampir sama secara produk dengan reksa dana biasa, tetapi memiliki mekanisme pembentukan aset yang berbeda, dan juga cara investasinya berbeda dengan reksa dana pada umumnya, mungkin bisa jadi bahasan lain kali.

Jenis lain, reksa dana ETF (Exchange Traded Fund), reksa dana ini memiliki komposisi aset berupa saham atau ada alokasi aset finansial lainnya, dan unit ETF bisa diperjualbelikan di bursa seperti saham, bisa dilihat juga deskripsinya di website IDX.

Penutup

Bagi yang hendak investasi di aset reksa dana, ada baiknya selalu melakukan riset terhadap produk apa saja yang ada dipasaran, dan juga lihat juga kinerja dari masing-masing produk yang ada, dan juga penting melihat prospektus atau sekadar Fund Factsheet-nya.

Dan untuk eksekusi investasi, investor bisa mendaftarkan diri di layanan-layanan investasi yang ada di Indonesia, sekarang banyak yang menawarkan hal ini secara online, bisa diriset dulu dan pilih di aplikasi apa kita akan menanamkan investasi kita.

Tentang Robo Advisor reksa dana di aplikasi broker lokal

Tentang Robo Advisor reksa dana di aplikasi broker lokal

Di blog Seputar Finansial, saya membahas mengenai robo advisor yang sekarang mulai banyak diimplementasikan di aplikasi-aplikasi broker yang menjadi agen penjual (APERD) produk reksa dana, saya memiliki beberapa skeptisme terhadap seberapa efektif penggunaan robo advisor ini di layanan broker tersebut.

Secara fungsi, robo advisor akan memilih produk reksa dana yang cocok atau sesuai dengan kapasitas risiko dari investor.

Setidaknya itu yang direncanakan layanan robo tersebut, yang terkadang lupa adalah, karena robo ini mungkin hanya memandang dari satu sisi aja, yaitu kinerja, dan dicocokan dengan tujuan keuangan yang sudah diset oleh investor, misalkan tahun sekian harus terkumpul sekian, maka yang akan ditampilkan adalah produk reksa dana yang memiliki kinerja yang mendekati tujuan keuangan tersebut.

Tidak ada salahnya memang, tapi terkadang menjadi terlewat hal lain, misalkan seperti expense ratio, seberapa besar fee yang akan dipotong dari nilai dana yang diinvestasikan oleh investor, hal ini tentu menjadi tantangan sendiri, belum lagi kalau ada kickback yang didapat oleh agen penjual dari manajer investasi jika terjual produknya di aplikasi broker tersebut, bisa jadi, makin besar kickback, makin sering produk yang direkomendasikan produk yang memiliki kickback besar tersebut.

AUM (Asset Under Management), Dana Kelolaan, kenapa penting di reksa dana?

AUM (Asset Under Management), Dana Kelolaan, kenapa penting di reksa dana?
Photo by Aron Visuals

Melanjutkan artikel sebelumnya tentang AUM, yang mana didalam produk reksa dana, yang merupakan bentuk kontrak investasi kolektif, ada dana investor yang dikumpulkan secara kolektif dan dikelola oleh manajer investasi, dana ini merupakan dana investor yang dikumpulkan melalui penjulan produk reksa dan yang biasanya dijual oleh APERD, dana ini disebut Dana Kelolaan, atau Asset Under Management (AUM).

Read more →

Apa itu Asset Under Management

Apa itu Asset Under Management
Photo by Pan Yunbo

Atau sering disebut AUM adalah dana atau aset yang dikelola oleh manajer investasi, dana dan aset ini dikumpulkan dari investor ketika investor melakukan pembelian produk reksa dana di agen penjual reksa dana (APERD), dana inflow atau dana yang masuk dari luar (investor), ke manajer investasi melalui bank kustodian.

AUM juga meliputi aset-aset yang dikelola oleh manajer investasi, aset ini tergantung dengan jenis produk yang dikeluarkan oleh manajer invetasi, tapi umumnya aset finansial, bisa itu obligasi, deposito, saham dan lainnya.

Read more →